Jumat, 01 Mei 2015

Sangi Sang Pemburu



Dahulu ada seseorang yang bernama Sangi.Dia adalah seorang pemburu yang tangguh.Sangi pandai menyumpit buruan,Sumpitnya selalu mengenai sasaran.Setiap kali berburu ia selalu berhasil membawa pulang daging babi hutan dan daging rusa.
Sangi bertempat tinggaldi daerah aliran sungai Mahoroi,anak sungai Kahayan.Pada suatu hari sangi berburu dari pagi hingga petang namun tak mendapatkan seekor pun binatang.Keadaan ini membuat ia kesal.Karena hari mulai sore,ia pun pulanglah dengan tangan kosong.Didalam perjalanan pulang ia melihat bahwa air tepi sungai sangatlah keruh.Ini bertanda bahwa babi hutan baru saja minum air di sana.Dugaannya di perkuat oleh jejak kaki babi hutan.

Dengan penuh harapan Sangi terus mengikuti jejak bimatang itu.Benar saja,tak jauh di sana ia menemukan babi hutan tersebut,tetapi dalam keadaan yang sangat mengerikan.sebagian dari tubuh babi hutan itu berada di dalam seekor mulut ular raksasa.Pemandangan mengerikan ini sangat membuat takut Sangi.Ia tak dapat lari sehingga tak ada cara lain kecuali bersembunyi di dalam semak-semak.
Beberapa waktu telah belalu.Ular raksasa itu tak dapat menelan mangsanya.Di coba berkali-kali pun gagal.Akhirnya sang ular menghentikan usahanya.Dengan murkanya dipalingkanlah kepalanya ke arah tempat sangi bersembunyi.Secara gaib,ia berganti rupa menjadi seorang yang gagah.Ia menghampiri Sangi dan memegang lengannya.
Pemuda itu menggertak dan memerintahkan kepada Sangi,”Telan babi hutan itu bulat-bulat karena engkau telah mengintip ular raksasa yang sedang menelan mangsanya.”
“Saya…tapi saya…tidak…bisa”
“Ayo cepat lakukan…”
Denganpenuh rasa ketakutan Sangi melaksanakan perintah itu.Ajaib sekali, ternyata Sangi mampu melaksanakan perintah pemuda itu dengan mudah sekali, seolah-olah ia sendiri seekor ular.
Pemuda asal ular itu berkata bahwa karena Sangi telah berani mengintainya,sejak saat itu pula Sangi berubah menjadi ular jadi-jadian.
“Untuk sementara waktu engkau tak usah risau, selama engkau dapat merahasiakan kejadian ini,engkau tetap dapat mempertahankan bentuk manusiamu.”kata pemuda ular itu.
Pemuda ular itu lalu menghibur Sangi dengan mengatakan bahwa nasib yang menimpa Sangi sebenarnya tak terlalu jelek.Sebab,sejk kejadian itu ia bukan lagi merupakan mahluk yang dapat mati sehingga ia dapat mempertahankan kemudaannya untuk selama-lamanya.Demikianlah Sangi harus menjaga rahasianya ini agar tidak ketahuan orang,termasuk anggota keluarganya sendiri dan anak cucunya.Dengan ini ia berhasil mencapai umur 150 tahun.Akan tetapi keadaan yang luar biasa ini menimbulkan rasa aneh pada keturunannya.Mereka igin mengetahui rahasia kakeknya yang dapat berusia panjang dan dapat mempertahankan kemudaannya.
Oleh karena itu merekapun menghujani Sangi dengan berbagai pertanyaan.Akhirnya karena terus-menerus di desak,Sangi pun terpaksa membuka rahasianya,melanggar larangan berat itu.sebagai akibatnya,sedikit demi sedikit tubuhnya berganti rupa menjadi seekor ular raksasa.Pergantian ini di mulai dari Kakinya.Sadar akan keadaan ini,Sangi menyalahkan keturunannya sebagai nasib buruk yang menimpanya saat ini.
Dalam keadaan geram ia pun mengutuki keturunannya,yang dalam waktu singkat akan mati seluruhnya dalam suatu pertikaian di antara sesamanya.Sebelum sangi menceburkan dirinya ke sungai Kahayan bagian hulu untuk menjadi penjaganya,ia masih sempat mengambil harta pusakanya yang di simpan dalam satu guci Cina besar.Harta pusaka yang berupa kepingan-kepingan emas itu lalu di sebarkannya ke dalam air sungai.Sambil melakukan ini ia pun mengucapkan kutukan yang tersembunyi:
“Siapa saja yang mendulang emascdi daerah aliran sungai ini,akan mati tak lama setelah itu,sehingga hasil emas dulangannya akan di pergunakan untuk mengupacarakan kematiannya”.
Penduduk setempat percaya kisah ini pernah terjadi.Kepercayaan mereka di perkuat karena di daerah mereka ada anak sungai Kahayan yang bernama sungai Sangi.Menurutbeberapa orang yang sering berlayar dengan biduk atau perahu bermotor,mereka pernah melihatseekor ular raksasa.Kepalanya saja yang berukuran sebesar drum minyak tanah.Ular raksasa itu mereka lihat berangin-angin dai atas bungkah-bungkah batu sungai pada bulan purnama di musim kering.
Selain itu sampai saat ini orang –orang di sana tidak berni mendulang emas di sana yang katanya sebesar biji labu kuning dan terdapat banyak di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika ada Cerita yang Masih Belum di bahas Silahkan Berikan Komentar Ada di Bawah ini dan Berikan komentar anda Mengenai tentang isi Cerita diatas ini..
Saya Ucapkan Trimakasih Atas Kunjungannya ...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.